Salam buat teman-teman praktisi ISO
ISO merupakan suatu organisasi internasional untuk Standarisasi. Sering disalah artikan merupakan International Standard Organisation. Itu hanyalah singkatan.
Bagi pelaku / praktisi ISO, mengerjakan pekerjaan ISO di sebuah perusahaan sekelas SME memang banyak tantangan. Semua manajer dan owner berteriak improvement, tetapi tidak mau mengeluarkan biaya. Alhasil apa yang didapat? Semua serba dikerjakan sendiri, baik melakukan pelatihan, mencari bahan referensi, melakukan tindakan perbaikan di lapangan, semuanya berujung ke pertanyaan "apa tidak bisa dikerjakan sendiri".
Pertanyaannya : Badan sertifikasi mana yang mau memberikan sertifikat untuk perusahaan dengan kondisi :
- Karyawan sudah ditraining tetapi sertifikat tidak ada atau kalaupun ada tapi buat sendiri alias lokal / internal punya.
- Resource requirement merupakan momok, karena infrastruktur, SDM menjadi suatu permasalahan serius.
- Referensi yang dipakai bukan resmi alias illegal / counterfeiting. contoh simpelnya UU pemerintah seharusnya kita beli bukunya atau kita download dari situs resmi, dan sudah pasti biaya.
- Kommitment dari perusahaan tidak nampak, hal ini sulit dibuktikan dari record yang tersedia maupun saat diinterview saat audit. dan lain -lain, mungkin anda pernah ngalaminya.
Namun kata pepatah kuno , banyak jalan ke Roma. Kita dituntut untuk lebih kreatif, dan bisa mencari solusi untuk itu. Kalau nggak, siap-siaplah angkat koper. Cari kerjaan di zaman sekarang ini tidaklah mudah. Bahkan orang profesional sekalipun tidak juga mudah soalnya perusahaan mana yang mau memberikan gaji besar, kecuali mungkin perusahaan yang berkelas dan kaya raya. Teori ekonomi di zaman sekarang memang sedang mengalami revolusi. Ekonomi amerika saja bisa ambruk seketika. PHK besar besaran, contohnya saja raksasa mobil Ford, dan ratusan bank ditutup. Hitung - hitung saja berapa kira kira yang jobless karenanya.
Lalu apa hubungannya dengan penerapan ISO?
Persoalan income perusahaan yang menurun, harga nilai pekerjaan untuk jasa turun, budget untuk penerapan system dipangkas, karyawan dikurangi, efisiensi diperketat dan sebagainya.
Lalu perusahaan SME katakanlah seperti perusahaan jasa kontraktor mesti dibuat pusing dan sudah pasti karyawannya lebih pusing lagi. Satu-satunya mungkin yang tidak terpengaruh banyak adalah perusahaan medis atau rumah sakit. karena dalam diri orang yang pusing/ stress, terdapat potensi penyakit yang besar / rentan sakit.
Nah kembali ke topik kita tadi bagaimana solusi untuk persoalan penerapan system ISO?
Disini saya coba memberikan solusi berdasarkan pengalaman saya selama 12 tahun sebagai pelaku ISO.
1. Training dilakukan sendiri saja alias OTJ (On the job training), karena tidak ada persaratan ISO yang yang mengharuskan supaya dilakukan oleh pihak luar atau outbound.
2. Update saja system anda supaya tidak memerlukan admin yang banyak. Software gratis bisa dimanfaatkan untuk mengatasi biaya software. Program Microsoft office rasanya tidak lah cukup karena banyak hal yang bisa dipermudah oleh software tambahan.
3. Tidak perlu jabatan tinggi terlalu banyak, toh tidak ada persyaratan ISO yang mengharuskan harus ada manager HRD, harus ada Manager Accounting, harus ada manager marketing. dll, kecuali MR (Management Representative.)
4. Jangan terlalu menetapkan standard kompetensi terlalu tinggi. Misal : Supervisor ADM harus sarjana S1, toh yang diperlukan dari dia adalah bagaimana mengetik cepat, komunikasi lancar. dsb
5. Jangan tetapkan target (Objective yang muluk muluk), karena system dianggap tidak efektif apabila target tidak tercapai secara persentase.
6. Efektifkanlah system dengan mengurangi loss time, artinya planning terhadap pekerjaan harus lah benar benar dibuat dengan progress yang terkontrol.
7. Manfaatkanlah personel yang mempunyai kemampuan, karena dibalik jumlah karyawan yang gemuk alias berlebih, tersimpan kualitas SDM yang minim, kalau tidak, berarti kemampuannya juga tidak diberdayakan. Dan satu lagi yang penting
8. Buatlah diri anda berguna dengan mempertajam kemampuan anda dan berbuat bukan hanya sekadar menyelesaikan pekerjaan. tetapi juga mengembangkan pekerjaan dan mampu membantu pekerjaan orang lain sehingga anda akan tetap dianggap punya potensi dan jadi orang penting.
Lalu apa yang diharapkan oleh perusahaan anda dari anda akan benar benar tercapai, dan ISO akan jadi dianggap mampu memperbaiki sistem di perusahaan anda. Bukankah begitu???
Salam Editor
Soltan Sihombing